MISTERI PENEMUAN BAHTERA NABI NUH A.S
Gambaran bahtera Nabi Nuh as
mengikut kajian
|
Dan
(setelah itu) diwahyukan kepada Nabi Nuh: Bahawa sesungguhnya tidak akan
beriman lagi dari kaummu melainkan orang-orang yang telah sedia beriman. Oleh
itu, janganlah engkau berdukacita tentang apa yang mereka sentiasa lakukan.
(36)Dan buatlah bahtera dengan pengawasan serta kawalan Kami dan dengan panduan
wahyu Kami (tentang cara membuatnya) dan janganlah engkau merayu kepadaKu untuk
menolong kaum yang zalim itu, kerana sesungguhnya mereka akan ditenggelamkan
(dengan taufan). (37) Dan Nabi Nuh pun membuat bahtera itu dan tiap-tiap kali
sepuak dari kaumnya melalui tempat dia membina bahteranya, mereka mengejek-ejeknya.
Nabi Nuh pun menjawab: Jika kamu memandang kami bodoh (kerana membuat bahtera ini), maka sesungguhnya kami juga memandang kamu bodoh (kerana keingkaran kamu), sebagai (balasan) ejekan kamu. (38) Maka kamu akan mengetahui siapakah yang akan didatangi azab yang menghinakannya di dunia dan yang akan ditimpakan pula dengan azab yang kekal pada hari akhirat kelak. (39)(Nabi Nuh terus bekerja) sehingga apabila datang hukum Kami untuk membinasakan mereka dan air memancut-mancut dari muka bumi (yang menandakan kedatangan taufan), Kami berfirman kepada Nabi Nuh: Bawalah dalam bahtera itu dua dari tiap-tiap sejenis haiwan (jantan dan betina) dan bawalah ahlimu kecuali orang yang telah ditetapkan hukuman azab atasnya (disebabkan kekufurannya), juga bawalah orang-orang beriman dan tidak ada orang-orang yang beriman yang turut bersama-samanya, melainkan sedikit sahaja. (40) Dan (ketika itu) berkatalah Nabi Nuh (kepada pengikut-pengikutnya yang beriman): Naiklah kamu ke bahtera itu sambil berkata: Dengan nama Allah bergerak lajunya dan berhentinya. Sesungguhnya Tuhanku adalah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani. (41) (Mereka semua naik) dan bahtera itupun bergerak laju membawa mereka dalam ombak yang seperti gunung-ganang dan (sebelum itu) Nabi Nuh memanggil anaknya, yang sedang berada di tempat yang terpisah daripadanya: Wahai anakku, naiklah bersama-sama kami dan janganlah engkau tinggal dengan orang-orang yang kafir. (42) Anaknya menjawab: Aku akan pergi berlindung ke sebuah gunung yang dapat menyelamatkan aku daripada ditenggelamkan oleh air. Nabi Nuh berkata: Hari ini tidak ada sesuatupun yang akan dapat melindungi dari azab Allah, kecuali orang yang dikasihani olehNya dan dengan serta-merta ombak itu pun memisahkan antara keduanya, lalu menjadilah dia (anak yang derhaka itu) dari orang-orang yang ditenggelamkan oleh taufan. (43) Dan (setelah binasanya kaum kafir itu) diperintahkan kepada bumi dan langit dengan berkata: Wahai bumi telanlah airmu dan wahai langit berhentilah dari curahan hujanmu dan (ketika itu) surutlah air, serta terlaksanalah perintah (Allah) itu dan bahtera Nabi Nuh itupun berhenti di atas gunung "Judi" serta diingatkan (kepada kaum kafir umumnya bahawa): Kebinasaanlah akhirnya bagi orang-orang yang zalim. (44) Dan Nabi Nuh merayu kepada Tuhannya dengan berkata: Wahai Tuhanku! Sesungguhnya anakku itu dari keluargaku sendiri dan bahawa janjiMu itu adalah benar dan Engkau adalah sebijak-bijak Hakim yang menghukum dengan seadil-adilnya. (45) Allah berfirman: Wahai Nuh! Sesungguhnya anakmu itu bukanlah dari keluargamu (kerana dia telah terputus hubungan denganmu disebabkan kekufurannya); sesungguhnya bawaannya bukanlah amal yang soleh, maka janganlah engkau memohon kepadaKu sesuatu yang engkau tidak mempunyai pengetahuan mengenainya. Sebenarnya Aku melarangmu dari menjadi orang yang jahil. (46) Nabi Nuh berkata: Wahai Tuhanku! Sesungguhnya aku berlindung kepadaMu daripada memohon sesuatu yang aku tidak mempunyai pengetahuan mengenainya dan jika Engkau tidak mengampunkan dosaku dan memberi rahmat kepadaku, nescaya menjadilah aku dari orang-orang yang rugi. (47)Allah berfirman: Wahai Nuh! Turunlah (dari bahtera itu) dengan selamat dan berkat dari Kami kepadamu dan kepada umat-umat yang bersama-samamu dan (dalam pada itu) ada umat-umat dari keturunan mereka yang Kami akan beri kesenangan kepadanya (dalam kehidupan dunia), kemudian mereka akan dikenakan azab dari Kami yang tidak terperi sakitnya. (48) (Kisah Nabi Nuh) itu adalah dari perkara-perkara yang ghaib yang Kami wahyukan kepadamu (wahai Muhammad), yang engkau dan kaum engkau tidak mengetahuinya sebelum ini. Oleh itu, bersabarlah. Sesungguhnya kesudahan yang baik (yang membawa kejayaan di dunia dan kebahagiaan di akhirat) adalah bagi orang-orang yang bertakwa. (49)
Nabi Nuh pun menjawab: Jika kamu memandang kami bodoh (kerana membuat bahtera ini), maka sesungguhnya kami juga memandang kamu bodoh (kerana keingkaran kamu), sebagai (balasan) ejekan kamu. (38) Maka kamu akan mengetahui siapakah yang akan didatangi azab yang menghinakannya di dunia dan yang akan ditimpakan pula dengan azab yang kekal pada hari akhirat kelak. (39)(Nabi Nuh terus bekerja) sehingga apabila datang hukum Kami untuk membinasakan mereka dan air memancut-mancut dari muka bumi (yang menandakan kedatangan taufan), Kami berfirman kepada Nabi Nuh: Bawalah dalam bahtera itu dua dari tiap-tiap sejenis haiwan (jantan dan betina) dan bawalah ahlimu kecuali orang yang telah ditetapkan hukuman azab atasnya (disebabkan kekufurannya), juga bawalah orang-orang beriman dan tidak ada orang-orang yang beriman yang turut bersama-samanya, melainkan sedikit sahaja. (40) Dan (ketika itu) berkatalah Nabi Nuh (kepada pengikut-pengikutnya yang beriman): Naiklah kamu ke bahtera itu sambil berkata: Dengan nama Allah bergerak lajunya dan berhentinya. Sesungguhnya Tuhanku adalah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani. (41) (Mereka semua naik) dan bahtera itupun bergerak laju membawa mereka dalam ombak yang seperti gunung-ganang dan (sebelum itu) Nabi Nuh memanggil anaknya, yang sedang berada di tempat yang terpisah daripadanya: Wahai anakku, naiklah bersama-sama kami dan janganlah engkau tinggal dengan orang-orang yang kafir. (42) Anaknya menjawab: Aku akan pergi berlindung ke sebuah gunung yang dapat menyelamatkan aku daripada ditenggelamkan oleh air. Nabi Nuh berkata: Hari ini tidak ada sesuatupun yang akan dapat melindungi dari azab Allah, kecuali orang yang dikasihani olehNya dan dengan serta-merta ombak itu pun memisahkan antara keduanya, lalu menjadilah dia (anak yang derhaka itu) dari orang-orang yang ditenggelamkan oleh taufan. (43) Dan (setelah binasanya kaum kafir itu) diperintahkan kepada bumi dan langit dengan berkata: Wahai bumi telanlah airmu dan wahai langit berhentilah dari curahan hujanmu dan (ketika itu) surutlah air, serta terlaksanalah perintah (Allah) itu dan bahtera Nabi Nuh itupun berhenti di atas gunung "Judi" serta diingatkan (kepada kaum kafir umumnya bahawa): Kebinasaanlah akhirnya bagi orang-orang yang zalim. (44) Dan Nabi Nuh merayu kepada Tuhannya dengan berkata: Wahai Tuhanku! Sesungguhnya anakku itu dari keluargaku sendiri dan bahawa janjiMu itu adalah benar dan Engkau adalah sebijak-bijak Hakim yang menghukum dengan seadil-adilnya. (45) Allah berfirman: Wahai Nuh! Sesungguhnya anakmu itu bukanlah dari keluargamu (kerana dia telah terputus hubungan denganmu disebabkan kekufurannya); sesungguhnya bawaannya bukanlah amal yang soleh, maka janganlah engkau memohon kepadaKu sesuatu yang engkau tidak mempunyai pengetahuan mengenainya. Sebenarnya Aku melarangmu dari menjadi orang yang jahil. (46) Nabi Nuh berkata: Wahai Tuhanku! Sesungguhnya aku berlindung kepadaMu daripada memohon sesuatu yang aku tidak mempunyai pengetahuan mengenainya dan jika Engkau tidak mengampunkan dosaku dan memberi rahmat kepadaku, nescaya menjadilah aku dari orang-orang yang rugi. (47)Allah berfirman: Wahai Nuh! Turunlah (dari bahtera itu) dengan selamat dan berkat dari Kami kepadamu dan kepada umat-umat yang bersama-samamu dan (dalam pada itu) ada umat-umat dari keturunan mereka yang Kami akan beri kesenangan kepadanya (dalam kehidupan dunia), kemudian mereka akan dikenakan azab dari Kami yang tidak terperi sakitnya. (48) (Kisah Nabi Nuh) itu adalah dari perkara-perkara yang ghaib yang Kami wahyukan kepadamu (wahai Muhammad), yang engkau dan kaum engkau tidak mengetahuinya sebelum ini. Oleh itu, bersabarlah. Sesungguhnya kesudahan yang baik (yang membawa kejayaan di dunia dan kebahagiaan di akhirat) adalah bagi orang-orang yang bertakwa. (49)
(
Surah Hud : ayat 36-49 )
Lebih kurang 12000 tahun
yang lalu, peradaban manusia sebelum peradaban kita sekarang pernah mengalami
suatu bencana banjir yang sangat dasyat. Dan banjir itu juga mengakibatkan
tenggelamnya daratan yang luas.
Secara berturut-turut pakar arkeologi menjumpai beberapa bukti yang secara langsung atau pun tidak mengenai banjir dasyat yang terjadi waktu itu.
Kisah dalam Alkitab yang berkaitan dengan banjir dasyat telah menyebutkan, “Banjir meluap dan melimpah selama 40 malam, air pasang menuju ke atas, perahu mengambang dari atas permukaan bumi” : “Arus air meluap dahsyat di atas permukaan bumi, seluruh pegunungan tenggelam oleh air pasang”: “5 bulan kemudian, perahu berhenti di atas gunung Ararat; dan setelah 4 bulan berlalu, ketika daratan sudah kering, Nabi Nuh meninggalkan perahunya.
Sejumlah besar bekas peninggalan prasejarah telah dijumpai oleh pakar arkeologi. Contohnya seperti, daratan Atlantis, budaya Yunani, bangunan di dasar laut dan banyak lagi, kemungkinan besar tenggelam disebabkan banjir dasyat waktu itu. Ada yang menganggarkan banjir dasyat itu terjadi 5000 tahun yang lalu, mengikuti perkiraan ahli astronomi, perahu Nabi Nuh mula dibuat pada 2465 SM dan hujan mulai turun pada 2345 SM
Secara berturut-turut pakar arkeologi menjumpai beberapa bukti yang secara langsung atau pun tidak mengenai banjir dasyat yang terjadi waktu itu.
Kisah dalam Alkitab yang berkaitan dengan banjir dasyat telah menyebutkan, “Banjir meluap dan melimpah selama 40 malam, air pasang menuju ke atas, perahu mengambang dari atas permukaan bumi” : “Arus air meluap dahsyat di atas permukaan bumi, seluruh pegunungan tenggelam oleh air pasang”: “5 bulan kemudian, perahu berhenti di atas gunung Ararat; dan setelah 4 bulan berlalu, ketika daratan sudah kering, Nabi Nuh meninggalkan perahunya.
Sejumlah besar bekas peninggalan prasejarah telah dijumpai oleh pakar arkeologi. Contohnya seperti, daratan Atlantis, budaya Yunani, bangunan di dasar laut dan banyak lagi, kemungkinan besar tenggelam disebabkan banjir dasyat waktu itu. Ada yang menganggarkan banjir dasyat itu terjadi 5000 tahun yang lalu, mengikuti perkiraan ahli astronomi, perahu Nabi Nuh mula dibuat pada 2465 SM dan hujan mulai turun pada 2345 SM
Lokasi Gunung Ararat
Setelah perahu Nabi Nuh mendarat di gunung Ararat, bermulalah kehidupan baru manusia. Mereka yang selamat menjalankan hidup baru diserata dunia. Begitu juga dengan binatang-binatang. Biji-biji tanaman kembali disemai.
Kerana dianggap melahirkan generasi manusia yang baru setelah Nabi Adam, Nabi Nuh mendapat gelar The Second Father of Human Being (Bapa Manusia Kedua). Dari generasi inilah, kebudayaan dan peradaban manusia dikembangkan. Selain di kawasan Ararat, Mesopotamia yang ribuan tahun kemudiannya menjadi pusat kejayaan Babylon.
Menurut teori mereka, banjir besar tersebut berlaku disebabkan oleh pencairan gletser dari tanah tinggi di Eropah. “Ini merupakan satu penemuan yang sangat menakjubkan,” kata Dr. Ballard di dalam rancangan National Geographic Society bertajuk “Research Ship Northern Horizon”.
Ballard menerangkan, “Banyak kes yang terjadi apabila air tawar dari sebuah telaga berubah menjadi air masin dan kesan banjir besar tersebut menyebabkan kawasan daratan yang sangat luas berubah menjadi dasar laut”.
Misteri Bahtera Nabi Nuh as
Sebuah pasukan yang melibatkan ilmuwan dari Amerika dan Turki telah membuat penyelidikan terhadap misteri gunung Ararat. Mereka mahu mencari sisa peninggalan perahu Nabi Nuh.
Apakah kisah kapal besar Nabi Nuh yang tercatat dalam kitab suci merupakan peristiwa yang nyata ataupun mitos semata-mata? Selama ini para ahli sarjana selalu berdebat, tidak ada seorangpun yang beranggapan bahawa sehingga kini sisa-sisa peninggalan perahu Nabi Nuh masih tersimpan di puncak gunung Ararat Turki.
Menurut laporan media cetak Amerika pada 26 April 2004, sebuah pasukan pengkaji yang seramai 10 orang telah dibentuk oleh pengembara Amerika dan Turki akan mendekati puncak gunung yang misteri itu, untuk mencari jejak “kapal besar Nabi Nuh” (The Great Noah Ark).
McGivern (Ketua The Trinity Corporation of Honolulu, Hawaii) mengatakan, bahawa sebelum mereka memasuki pegunungan Ararat, para anggota kumpulan perlu melakukan persiapan kerja yang rapi. Contohnya seperti, mempelajari data-data yang berkaitan dengan ciri geografi dan bentuk permukaan bumi serta adat istiadat masyarakat di daerah sekitar gunung Ararat.
Menurutnya, masalah terbesar yang dihadapi mereka waktu itu adalah bagaimana untuk melakukan komunikasi dengan penduduk asli setempat. Kerana gunung-gunung yang tinggi itu dianggap suci oleh para penduduk asli setempat, dan mereka yakin akan kewujudan “Perahu Nabi Nuh”, oleh sebab itulah selama berabad-abad, mereka tidak pernah bersedia menceritakan tentang misteri yang berkaitan dengan gunung-gunung itu kepada orang luar.
Sebagian besar anggota kumpulan penyelidik mengatakan, bahawa bagi mereka yang memahami kitab Injil, jika kewujudan “Perahu Nabi Nuh” benar-benar terbukti, maka itu akan menjadi simbol teragung sepanjang sejarah manusia, dan menjadi sebuah rekod perkembangan evolusi manusia. Seperti kisah Nabi Nuh dan perahunya yang selamat dalam banjir besar yang tercantum di dalam Alkitab dan Al-Qur’an.
Sebenarnya, pencarian terhadap perahu Nabi Nuh sudah cukup lama
dilakukan. Setahun setelah terjadi gempa bumi dan letusan gunung berapi dasyat
pada 2 Mei 1883 yang telah memorak-porandakan kampung di kaki gunung Ararat,
kerajaan Turki menghantar kumpulan ekspedisi untuk melihat kesan gemba tersebut.
Kapten Gayscoyne, duta Britain di Istanbul, turut dalam ekspedisi itu. Ketika itulah
mereka menjumpai “Perahu Nabi Nuh”.
lanjutan dari penemuan itu, pada 1917, Pemimpin Rusia Tsar Nicholas II telah mengirim 150 orang pakar dari pelbagai bidang dan juga tentara untuk mencari dan menyelidiki perahu Nabi Nuh. Selepas sebulan, kumpulan ekspedisi itu baru boleh mencapai ke puncak Ararat.
Dalam keadaan yang kagum, mereka mengambil gambar sebanyak mungkin. Mereka mengukur panjang perahu Nuh dan didapati berukuran panjang 500 kaki, lebar 83 kaki dan tinggi 50 kaki, sebahagian lainnya tenggelam di dalam salji.
Hasil dari kajian itu mahu dibawa pulang dan diserahkan kepada Tsar, malangnya sebelum sempat melaporkan kajian itu ke tangan Tsar, Revolusi Bolshevik Komunis (1917) meletus. Laporan itu akhirnya jatuh ke tangan Jeneral Leon Trotsky. Sehingga sampai sekarang masih belum diketahui, adakah laporan itu masih disimpan atau dimusnahkan.
Pada tahun 1957, beberapa juruterbang Angkatan Udara Turki sempat menyelidik puncak gunung Ararat, dan menjumpai objek yang berbentuk sebuah perahu.
Disebabkan perang dingin Soviet Union dengan AS, penemuan itu tidak dikaji dengan lanjut dengan alasan “mencegah mata-mata AS mendekati Soviet. Soviet melarang setiap pesawat memasuki sekitar pegunungan Ararat. Larangan itu baru dihapuskan pada 1982, dan sejak itu berbagai kumpulan ekspedisi mula datang ke pergunungan Ararat, namun tidak ada yang mampu membuktikan.
Pada 1995, penganalisis gambar satelit Amerika, Bolsey Taylor melihat satu objek misteri yang disebut “keajaiban gunung Ararat” itu. Beliau menghabiskan beberapa tahun dalam kajiannya, mengumpulkan sejumlah besar gambar dari satelit, dan mengklasifikasi foto satelit tersebut, akhirnya didapati bahawa itu adalah sebuah objek raksasa yang panjangnya 180 meter.
Namun, mereka juga tidak tahu objek apa sebenarnya itu. Menurutnya mungkin itu merupakan benteng kuno Turki atau kemungkinan juga itu adalah “Perahu Nabi Nuh”.
Sekitar tiga tahun lalu, seperti yang dituliskan oleh G. Joseph, arkeolog Ron Wyatt dan David Fasold telah menyatakan mereka telah menemui tapak “Perahu Nabi Nuh”. Penemuan ini mengesan jejak kapal itu tidak berada di puncak Ararat tetapi sekitar 20 batu dari puncak Ararat, berdekatan dengan sempadan Iran. Tetapi mereka percaya bahawa apa yang dikatakan oleh Alkitab bahawa bahtera Nuh mendarat di puncak Ararat.
Pergeseran tanah selama ribuan tahun, gempa bumi, adanya gunung baru, dapat mengakibatkan berubahnya lokasi pendaratan tersebut dari puncak gunung Ararat ke posisi sekarang.
Pengukuran objek yang mempunyai altitude 7.546 kaki. Panjangnya, 558 kaki, dan lebarnya 148 kaki. Di sekitar objek tersebut, Ron Wyatt telah menjumpai sebuah batu besar dengan lubang pahatan.
Mereka percaya bahawa batu tersebut adalah “drogue-stones”, di mana pada zaman dahulu biasanya dipakai pada bahagian belakang perahu besar untuk menstabilkan perahu. Radar dan peralatan mereka telah menjumpai sesuatu yang tidak lazim pada level “iron oxide” atau seperti molekul baja. Struktur baja tersebut setelah dilakukan kajian, bahawa jenis “vessel” ini telah berumur lebih dari 100000 tahun, dan terbukti bahawa struktur ini dibuat oleh tangan manusia. Mereka percaya bahawa itu adalah jejak pendaratan perahu Nuh.
lanjutan dari penemuan itu, pada 1917, Pemimpin Rusia Tsar Nicholas II telah mengirim 150 orang pakar dari pelbagai bidang dan juga tentara untuk mencari dan menyelidiki perahu Nabi Nuh. Selepas sebulan, kumpulan ekspedisi itu baru boleh mencapai ke puncak Ararat.
Dalam keadaan yang kagum, mereka mengambil gambar sebanyak mungkin. Mereka mengukur panjang perahu Nuh dan didapati berukuran panjang 500 kaki, lebar 83 kaki dan tinggi 50 kaki, sebahagian lainnya tenggelam di dalam salji.
Hasil dari kajian itu mahu dibawa pulang dan diserahkan kepada Tsar, malangnya sebelum sempat melaporkan kajian itu ke tangan Tsar, Revolusi Bolshevik Komunis (1917) meletus. Laporan itu akhirnya jatuh ke tangan Jeneral Leon Trotsky. Sehingga sampai sekarang masih belum diketahui, adakah laporan itu masih disimpan atau dimusnahkan.
Pada tahun 1957, beberapa juruterbang Angkatan Udara Turki sempat menyelidik puncak gunung Ararat, dan menjumpai objek yang berbentuk sebuah perahu.
Disebabkan perang dingin Soviet Union dengan AS, penemuan itu tidak dikaji dengan lanjut dengan alasan “mencegah mata-mata AS mendekati Soviet. Soviet melarang setiap pesawat memasuki sekitar pegunungan Ararat. Larangan itu baru dihapuskan pada 1982, dan sejak itu berbagai kumpulan ekspedisi mula datang ke pergunungan Ararat, namun tidak ada yang mampu membuktikan.
Pada 1995, penganalisis gambar satelit Amerika, Bolsey Taylor melihat satu objek misteri yang disebut “keajaiban gunung Ararat” itu. Beliau menghabiskan beberapa tahun dalam kajiannya, mengumpulkan sejumlah besar gambar dari satelit, dan mengklasifikasi foto satelit tersebut, akhirnya didapati bahawa itu adalah sebuah objek raksasa yang panjangnya 180 meter.
Namun, mereka juga tidak tahu objek apa sebenarnya itu. Menurutnya mungkin itu merupakan benteng kuno Turki atau kemungkinan juga itu adalah “Perahu Nabi Nuh”.
Sekitar tiga tahun lalu, seperti yang dituliskan oleh G. Joseph, arkeolog Ron Wyatt dan David Fasold telah menyatakan mereka telah menemui tapak “Perahu Nabi Nuh”. Penemuan ini mengesan jejak kapal itu tidak berada di puncak Ararat tetapi sekitar 20 batu dari puncak Ararat, berdekatan dengan sempadan Iran. Tetapi mereka percaya bahawa apa yang dikatakan oleh Alkitab bahawa bahtera Nuh mendarat di puncak Ararat.
Pergeseran tanah selama ribuan tahun, gempa bumi, adanya gunung baru, dapat mengakibatkan berubahnya lokasi pendaratan tersebut dari puncak gunung Ararat ke posisi sekarang.
Pengukuran objek yang mempunyai altitude 7.546 kaki. Panjangnya, 558 kaki, dan lebarnya 148 kaki. Di sekitar objek tersebut, Ron Wyatt telah menjumpai sebuah batu besar dengan lubang pahatan.
Mereka percaya bahawa batu tersebut adalah “drogue-stones”, di mana pada zaman dahulu biasanya dipakai pada bahagian belakang perahu besar untuk menstabilkan perahu. Radar dan peralatan mereka telah menjumpai sesuatu yang tidak lazim pada level “iron oxide” atau seperti molekul baja. Struktur baja tersebut setelah dilakukan kajian, bahawa jenis “vessel” ini telah berumur lebih dari 100000 tahun, dan terbukti bahawa struktur ini dibuat oleh tangan manusia. Mereka percaya bahawa itu adalah jejak pendaratan perahu Nuh.
Sesungguhnya orang yang beriman itu
ialah orang yang apabila disebutkan Allah akan gementar hati mereka, dan
apabila dibacakan ayat-ayat-Nya (ayat-ayat Allah) akan bertambahlah iman
mereka, dan kepada Rab (Tuhan) mereka bertawakal.
( Surah an-Anfal : Ayat 2 )
No comments:
Post a Comment